Tuesday, September 18, 2018

Tips Memilih DI Box Untuk Gitar, Bass dan keyboard (bagian 2)

Active Direct Box

Pada umumnya, direct box aktif adalah unity gain amplifier yang memakai rangkaian sirkuit elektronik untuk melakukan konversi impedansi dan balancing. Sama seperti condenser microphone, DI Box aktif membutuhkan power, baik dalam bentuk battery, power supply atau phantom power. DI Box aktif cukup populer dan banyak yang digunakan karena kemudahan dalam mengakses power 48 Volts phantom power dari main system serta biaya produksi (manufaktur) yang relatif murah jika dibandingkan dengan biaya transformer yang berkualitas tinggi untuk DI Box pasif. Dan selayaknya mic kondensor, DI Box aktif memiliki 'jangkauan' dan headroom yang lebih besar daripada DI Box pasif. Hal ini karena adanya buffering amplifier yang nge-drive sinyal. Impedansi dari input dapat dinaikkan sampai dengan batas titik aman, dimana beban tambahan dari DI Box dan kabel tidak akan mempengaruhi sinyal instrumen tersebut. Hal inilah yang membuat Direct Box aktif sangat cocok untuk instrumen pasif. Sama seperti mic preamp dan power amplifier, harga dan kualitas DI Box aktif sangat bervariasi. Sirkuit solid state sangat dipengaruhi oleh rail voltage atau supply voltage-nya. Ketika sinyal inputnya melebihi batas, sinyal tersebut akan clipped dan memberikan suara seperti square wave.

Phantom power pada awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan mic condenser. Tegangan yang cukup dari phantom power (48V)  dengan arus yang relatif rendah (5 - 10 miliamper) cocok untuk kebutuhan mic tersebut. Tetapi untuk memberi tenaga pada sebuah amplifier (ataupun direct box aktif) arus tersebut tidak cukup untuk memberi 'headroom'. Beberapa pabrikan pembuat DI Box berhasil menemukan solusi untuk hal tersebut. Salah satunya Radial yang menerapkannya pada J48 dan J48 Stereo. Untuk menghasilkan headroom yang besar, Radial menggabungkan switching supplies ke dalam sistem power nya. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir penggunaan PAD input dan menghindari timbulnya distorsi serta memghasilkan output level tinggi dan noise yang rendah.


Salah satu keuntungan lain J48 adalah kemampuan mengangkat ground (ground lift) tanpa memutuskan phantom power. Dulu, ground lift berarti berpindah dari 48V phantom power berpindah ke battery internal 9V. Seperti kebayakan engineer, bergantung pada battery sangat tidak disarankan. Ketika power output menurun, justru distorsi akan bertambah naik. Dengan ground lift dari dalam power supply, maka masalah ground loop dapat dihilangkan tanpa harus bergantung pada power dari battery.


Lalu, mana yang lebih baik?

Pertanyaan yang sama dapat kita alamatkan pada microphone jenis apa yang lebih baik; Dinamic atau Condenser? Jawaban diplomatisnya; tergantung kebutuhan. Sebagai pedoman, untuk instrumen dengan level output yang tinggi seperti digital piano, synthesizer, gitar atau bass dengan pickup aktif, lebih baik menggunakan DI Box Pasif. DI Box pasif dengan transformer berkualitas tinggi seperti JDI tidak hanya mengakomodasi output tinggi dari sebuah instrumen dengan baik, tetapi juga memberikan respon trsnsient yang smooth pada saat di-push dengan gain yang melimpah.

Untuk instrumen dengan output level rendah seperti bass dan gitar dengan pickup pasif, lebih disarankan untuk menggunakan Direct Box aktif, seperti Radial J48. Rangkaian circuit aktif dengan impedansi 220.000Ω tidak akan menekan load sinyal pada pickup, sehingga akan menghasilkan tone yang solid dan headroom yang melimpah.

Ada pertanyaan dari pemakaian Direct Box yang diaplikasikan oleh para musisi dunia; Kenapa Paul McCartney, Neil Young dan Tommy Emmanuel menggunakan Radial J48 pada gitar akustik mereka? 

S E L E R A

Jadi, apa pilihanmu?

No comments:

Post a Comment

Silahkan kalo mau komentar, ngasi kritik atau saran. Bebas.

Search This Blog