Monday, May 21, 2018

REVIEW : Radial JDX Direct•Drive™

Amp Simulator & Direct Box

Helloo... Udah lama banget nggak nge-blog. Maklum, pas lagi banyak-banyaknya aktivitas. Baik kerjaan sebagai team Marcomm di sebuah perusahaan audio maupun sebagai seniman musik. Kali ini masih tetap mau bahas seputar gears buat teman-teman se-profesi, khususnya alat musik musik yang berorientasi instrumen gitar. Kebetulan beberapa bulan terakhir, ditempat saya kerja, PT. Kairos Multi Jaya, kedatangan beberapa 'mainan' yang 'lucu-lucu'. Salah satunya JDX™ Direct•Drive amp simulator sekaligus direct box rilisan Radial Engineering.


Radial Engineering sudah dikenal sebagi audio tools maker yang reputasinya sudah gak diragukan lagi, baik oleh musisi maupun audio engineer se-antero jagat. Sebut saja produk Direct Injection Box yang lebih kita kenal dengan DI Box. Di dunia pro audio global, JDI dan J48 adalah 2 dari sekian puluh produk DI Box rilisan Radial yang sering ditemukan di berbagai rental audio system maupun di pedalboard para musisi. Tren tersebut masih dipertahankan dan diaplikasikan ke berbagai produk yang lain. Salah satunya JDX™ Direct•Drive.

Radial JDX Direct•Drive™ adalah Direct Box sekaligus Amp Simulator yang compact dan sangat versatile. Dengan satu device ini, kamu berasa memiliki 3 buah ampli sekaligus dengan karakter yang berbeda-beda. Jadi, saat tidak memungkinkan membawa ampli sendiri atau ampli yang disediakan oleh vendor pada sebuah show tidak sesuai dengan harapan, Kamu masih bisa perform dengan kualitas audio yang sangat oke dengan perangkat simple ini. Jadi udah gak jamannya lagi uring-uringan ke rental sound systemnya. Yang ada ntar malah di-isengin sama mereka...
✌ 😄

Fitur

1. Tone Voicing / Mode
Seperti yang sudah dikemukakan diatas, dengan JDX™ Direct•Drive kamu bisa 'memiliki' 3 karakter pilihan voicing amp sekaligus. 
  • JDX 4x12
    Sound yang dihasilkan mode ini adalah simulasi todongan mic Shure SM57  didepan kabinet Marshall 4x12. Pada opsi ini, kamu akan mendapatkan sound khas JDX yang warm, agak muddy dan tight! Ini adalah mode favorit saya. Dengan sedikit boost dari pedal overdrive... sound-nya makin mantaaap!
  • STACK
    Pada mode ini, kamu disuguhi dengan emulasi sound ampli vintage Marshall tube series dengan kabinet 4x12 atau lebih dikenal dengan half stack. Bagi gitaris yang suka dengan karakter half stack yang raw, mode ini sangat mengakomodasi kebutuhan itu. Untuk beberapa komposisi lagu yang agak liar, saya juga sering memakai mode ini.
  • COMBO
    Buat kalian yang suka dan familiar dengan karakter ampli Fender seri Twin® combo, mode ini adalah jawabannya. Karakter sound open back dari ampli dengan konfigurasi speaker 2x12 ini sangat bright dan renyah. Cocok untuk para gitaris yang memiliki style sound yang sparkling dan crunchy.

Belum cukup disitu, selain 3 opsi simulasi ampli tersebut juga terdapat switcher PRESENCE untuk memberi nuansa dan 'warna' sound pada mode / voicing yang dipilih. Mau sound yang natural atau sound yang sparkling, tinggal geser switch-nya. Dengan kata lain, dengan JDX Dricet•Drive kita punya 6 voicing amp sekaligus untuk mengakomodasi berbagai karakter sound.

JDX™ Direct•Drive juga dilengkapi dengan switcher pembalik polarity 180˚ untuk men-sejajarkan phase antara monitor dengan stage amp (apabila menggunakan ampli beneran). Hal ini untuk menghindari timbulnya phasing atau suara 'aneh' yang tidak kita inginkan. Misalnya bunyi sound 'peyang' atau 'gepeng'.

Oiya, ada 1 lagi yang gak kalah penting nih. Karena rangkaian perangkat elektrik yang kita gunakan lumayan kompleks (mulai berbagai jenis pedal efek dan ampli),  pasti akan timbul hum atau buzz yang ditimbulkan oleh ground loops. Tenang saja, JDX™ Direct•Drive juga dilengkapi dengan switcher ground lift untuk mengatasinya. Perangkat ini bisa beroperasi dengan power supply atau pedalboard brick  sebesar 9 volts. 

2. Panel I/O (Input Output)

JDX Direct•Drive™ memiliki sebuah input jack 1/4" dan 4 output yang terdiri dari 1 XLR Balance Out dan 1 TS Out (phone jack) 1/4 dengan output sinyal yang sudah melalui tahap processing JDX, serta 1 Thru-put (jack) sinyal asli yang masuk ke unit tanpa melalui filtrasi (procesing) dan sebuah Tuner Out.
Dengan XLR Out yang sudah melalui proses simulasi (processing) JDX™, kamu bisa langsung mengirim sinyal ke mixing console atau PA System tanpa harus memakai DI box terpisah. Sedangkan TS Out-nya bisa dipakai ketika ngulik di rumah atau di studio. Tinggal colokkan ke return port ampli gitar atau ampli keyboard.

Nah, buat kalian yang mau experiment dengan 2 sound yang berbeda pada saat manggung atau rekaman, sinyal Thru-put (sinyal yang tidak melalui processing JDX) bisa kamu colokkan ke ampli beneran, lalu ditodong pake mic. Jadi sekali main, kamu mendapatkan 2 (channel) sound kombinasi antara sound simulasi dari JDX dan sound todongan ampli benerannya.

Satu lagi output untuk Tuner. Tapi saya rasa nggak perlu dijelasin kali ya? Udah pada ngerti juga mau diapain atau dipake buat apa. Hehehe... ✌😄

So, mulai sekarang dengan JDX™ Direct•Drive, kamu gak perlu gotong-gotong ampli yang beratnya minta ampun itu ke show-show yang tidak memungkinan unutk membawa ampli sendiri atau rasa khawatir terhadap kondisi ampli yang disiapkan oleh rental.

Ngomong-ngomong dalam proses rekaman album perdana bersama band Antartick, saya mempercayakan JDX Direct•Drive™untuk setiap part gitar. Tapi, jangan mudah percaya dengan tulisan ini. Fakta paling valid adalah ketika Kamu mencobanya sendiri dan mendengarkan soundnya. Sampai ketemu di review berikutnya.

Note:
Jangan lupa, penempatan JDX Direct•Drive™ berada pada posisi paling akhir dari rangkaian pedal-pedal di pedalboard.



Search This Blog