Saat cryptocurrancy menjadi sebuah 'wabah' di seluruh dunia, Bitcoin dan blockchain adalah 2 kata yang paling populer dan seksi untuk disebut. Keduanya merupakan istilah yang sering dianggap sama, namun kedua hal ini berbeda. Bitcoin merupakan aplikasi dari teknologi blockchain.
Analogi sederhananya seperti Google dan internet. Google adalah perusahaan penyedia jasa dan produk digital, sedangkan internet (salah satu definisinya) adalah jaringan antar komputer dalam skala global yang terhubung dalam sebuah protokol melalui media kabel, serat optik, sambungan telpon maupun transmisi satellit. Google berjalan dan beroperasi di dalam internet. Jadi secara eksistensinya, tidak akan ada Google tanpa adanya teknologi internet, akan tetapi internet ada meskipun tanpa adanya Google. Seperti halnya dengan Bitcoin yang tidak mungkin ada tanpa adanya penemuan teknologi blockchain. So, secara definisi keduanya berbeda.
Hubungan Blockchain dan Bitcoin
Bitcoin adalah aset kripto terdesentralisasi pertama yang diterbitkan pada tahun 2009 oleh seorang atau sekelompok orang anonim yang mengatasnakaman diri dengan Satoshi Nakamoto dengan diatas teknologi blockchain. Keunikan Bitcoin terletak pada kemampuannya memecahkan permasalahan utama pada mata uang yang hanya tersedia secara digital: ‘pengeluaran ganda’. Teknologi blockchain memastikan setiap Bitcoin itu unik dan tidak dapat disalin.
Blockchain Bitcoin merupakan database bersama yang mencatat seluruh transaksi Bitcoin yang pernah dibuat pada buku kas permanen yang terdesentralisasi dan publik. Semua orang dapat melihatnya, sistem ini sangat aman dan sepenuhnya bebas dari peran otoritas pusat. Seluruh transaksi bersifat tetap dan diverifikasi oleh jaringan penambang anonim, yang artinya publik akan selalu mengetahui histori yang telah dilalui oleh sebuah Bitcoin. Blockchain Bitcoin menjadi contoh blockchain pertama dan masih merupakan yang paling signifikan dan mudah dipahami. Itulah alasan Bitcoin dan blockchain sering dianggap sebagai hal yang sama.
Seiring perjalanan waktu dan utilisasinya, orang mulai memahami dan menggunakan Bitcoin untuk berbagai hal, sehingga keduanya dapat terdefinisi sebagai dua hal berbeda. Blockchain yang mulanya diciptakan untuk uang digital, kini dapat berguna untuk berbagai tujuan, seperti kontrak pintar (smart contract) dan pelacakan barang dalam rantai persediaan. Ada beberapa jenis blockchain yang berbeda. Ada Bitcoin yang merupakan blockchain publik, dan ada pula blockchain pribadi yang beroperasi dalam aturan yang berbeda. Terdapat pula berbagai macam potensi pemanfaatan blockchain, seperti sistem pemungutan suara daring yang menutup potensi kecurangan. Saat ini ada banyak proyek yang menggunakan teknologi blockchain yang tersebar, akan tetapi aset kripto masih menjadi aplikasi utama.
Kaitannya sebagai aset kripto yang diperdagangkan dan investasi, dikutip dari CoinMarketCap pada saat artikel ini ditulis - Bitcoin diperdagangkan pada harga $38,137.26 per BTC dengan kapitalisasi pasar sebesar $714,532,161,336. Buat kalian yang ingin trading atau berinvestasi bitcoin, kalian bisa mendaftar pada broker-broker atau platform exchange yang memperjual-belikan aset kripto. Salah satu yang saya rekomendasikan adalah Tokocrypto.
Kenapa Tokocrypto?
Tokocrypto atau Tokocrypto Digital Exchange adalah perusahaan berbasis digital Indonesia teregulasi yang bergerak dalam bidang perdagangan aset kripto. Perusahaan ini didirikan akhir 2017, mulai beroperasi Mei 2018 dan diperkenalkan kepada publik pada 15 September 2018. Pada bulan November 2019, Tokocrypto resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi dan merupakan pedagang aset kripto pertama yang terdaftar di lembaga resmi tersebut. Tokocrypto memiliki puluhan pengguna aktif, termasuk saya. Kemudahan dalam memahami dan menggunakan fitur-fitur dalam bertransaksi jual - beli & take profit serta edukasi berkelanjutan dari Tokocrypto membuat saya betah untuk trading di platform exchange yang satu ini.